Mengatasi Asma Yang Kambuh Pada Anak

Jual Susu Kambing Etawa Melayani Pembelian keseluruh Indonesia Hubungi WA 085799396611
Asma memiliki gejala dan tingkat keparahan yang berbeda bagi tiap orang pada usia yang berbeda pula. Persiapan obat-obatan dan juga pencegahan pemicu asma bisa dipersiapkan di rumah untuk menangani asma pada anak. Terutama pada serangan asma berat atau kekambuhan yang sering terjadi.

Mendiagnosis dan mengelola asma pada anak, khususnya di bawah usia 5 tahun bukanlah perkara yang mudah. Asma pada anak-anak memiliki spesifikasi yang perlu ditangani secara berbeda terhadap tiap usianya. Karena, tidak semua anak memiliki gejala asma yang sama, dan gejala ini bisa bervariasi dari kekambuhan asma yang muncul pada anak yang sama. Sehingga, penting untuk mengenali kondisi mendetail terhadap tiap anak dengan penyakit asma

Apa Pemicu Asma?

Penyebab pasti asma belum diketahui. Walau demikian, terdapat beberapa faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena asma. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya asma atau membuat asma pada anak menjadi makin parah, antara lain genetik atau bawaan lahir, polusi udara, klorin di kolam renang, dan lahir prematur atau lahir dengan berat badan di bawah normal. Selain itu, paparan asap rokok (termasuk saat masih dalam kandungan dan setelah lahir), debu, udara dingin, kelelahan, infeksi saluran pernapasan yang terjadi berulang-ulang dan bersifat parah (seperti pneumonia, riwayat alergi pada kulit atau eksim dan alergi makanan) juga dapat memicu asma. Riwayat anggota keluarga yang mengidap penyakit tertentu (seperti asma, eksim, gatal-gatal, atau rhinitis), tinggal di daerah perkotaan dengan meningkatnya paparan polusi udara, obesitas, sinusitis, dan berjenis kelamin laki-laki juga lebih berisiko mengidap asma.

Apa Sajakah Tanda-tanda Anak yang Mengidap Asma?
Kendati untuk mendiagnosis asma pada anak adalah hal yang sulit, namun pada bayi dan anak kecil terdapat gejala utama yang menunjukkan buah hati Anda mengidap asma, yakni mengi (suara bernada tinggi atau pelan saat mengembuskan napas), sesak napas, dan batuk. Berikut ini adalah gejala-gejala asma yang umumnya dialami:

Batuk yang terjadi bersifat menetap atau tidak kunjung sembuh.
Kesulitan bernapas. Jika anak Anda masih bayi, Anda dapat mendeteksi kesulitan bernapas Si Kecil saat menyusui atau memberinya makan. Bayi dengan sesak napas akan sulit atau tidak mau menyusui. Kulit tampak biru, lemas, anak tampak kurang aktif adalah tanda-tanda gawat napas yang harus segera dibawa ke dokter.

-Saat beraktivitas, anak tampak kurang bertenaga, mudah lemas atau capek, dan sering batuk.
-Tarikan napas yang pendek dan cepat.
-Otot leher dan dada menjadi kencang.
-Si Kecil sering merasakan sesak dan tidak nyaman di dada.
-Bronkitis yang terjadi berulang kali dapat menjadi pertanda asma pada balita.
-Beberapa gejala yang telah disebutkan di atas tersebut dapat dipicu atau diperparah oleh beberapa hal, misalnya pilek atau infeksi pernapasan lainnya; adanya alergen (bahan pemicu alergi) seperti debu, serbuk sari, bulu binatang; aktivitas atau kegiatan olahraga; saat pemberian susu/ASI pada bayi; reaksi emosional yang kuat seperti menangis atau tertawa berlebihan; penyakit asam lambung; dan perubahan cuaca yang ekstrim.

Pada beberapa anak dan situasi tertentu, gejala bisa menjadi makin parah. Hal tersebut ditandai dengan napas yang terengah-engah dan cepat hingga membuat anak bicara dengan terbata-bata, anak terlihat tersengal-sengal saat menarik napas, perut mengempis ke bawah tulang rusuk karena sulitnya menarik napas, dan alat bantu pernapasan tidak mampu membantu meredakan kesulitan bernapas. Jika beberapa hal tersebut terjadi, segera bawalah anak Anda ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Bagaimana Menangani Asma pada Anak?
Asma adalah penyebab utama penyakit kronis pada anak-anak. Penyakit ini dapat dimulai pada usia berapa pun, namun kebanyakan anak-anak mengalami gejala pertama pada usia 5 tahun.

Asma dapat dikendalikan, tapi tidak dapat disembuhkan. Tujuan pengobatan asma pada anak-anak adalah agar anak dapat tetap menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal, meminimalisasi gejala dan kunjungan ke dokter, serta menemukan metode pengobatan dengan dosis yang tepat dan efek samping seminimal mungkin.

Beberapa pengobatan untuk asma pada anak, di antaranya:

Obat pencegah asma jangka panjang.
Kelompok obat-obatan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya serangan asma dan mengurangi gejala yang ada atau pengendali. Terdapat beberapa jenis dari obat ini, yaitu kortikosteroid hirup (inhaled corticosteroids) untuk pencegahan serangan asma. Obat ini adalah golongan obat yang dianggap paling baik untuk mengobati asma dalam jangka panjang. Kortikosteroid inhalasi banyak direkomendasikan bersamaan dengan obat golongan LABA untuk mengendalikan gejala asma dan mencegah kekambuhan. Long-Acting Beta Agonist (LABA) atau pereda asma reaksi lambat digunakan untuk membuka saluran pernapasan yang sempit dan mengurangi peradangan, inhaler kombinasi untuk mencegah serangan asma, serta leukotriene modifiers dan teofilin untuk memudahkan pernapasan dengan melemaskan otot di sekitar saluran napas.

Obat pereda asma reaksi cepat.
Obat-obatan ini biasanya dikonsumsi hanya pada saat terjadi serangan asma, terutama pada serangan asma berat, dan berfungsi sebagai pereda. Biasanya juga digunakan sebelum aktivitas olahraga, jika aktivitas tersebut diketahui merupakan salah satu pemicu terjadinya serangan asma. Obat-obatan jenis ini memang bereaksi cepat dalam meredakan gejala asma, namun tidak dapat menyembuhkannya. Beberapa jenis obat-obatan reaksi cepat yaitu pereda asma reaksi cepat atau Short-Acting Beta Agonists (SABA) yang berpengaruh dalam hitungan menit dengan efek yang dirasakan hingga beberapa jam. Lalu ada kortikosteroid oral dan suntikan yang memiliki manfaat untuk menurunkan peradangan saluran napas akibat serangan asma, serta ipratropium yang dapat membuat pernapasan lebih ringan dengan cara melemaskan saluran pernapasan.

Alat bantu.
Selain obat-obatan yang dikonsumsi, terdapat alat bantu yang biasanya digunakan untuk membantu memudahkan pernapasan anak. Perawatan dengan alat bantu ini umumnya diberikan empat kali sehari dalam waktu 10-15 menit, namun frekuensinya tergantung pada anjuran dokter. Beberapa alat bantu tersebut seperti masker wajah yang biasanya digunakan untuk anak di bawah usia empat tahun, inhaler dengan dosis terukur yang dapat digunakan oleh anak-anak usia sekolah, nebulizer yang merupakan alat bantu untuk menyemprotkan obat dalam dosis tinggi ke paru-paru. Inhaler dengan bubuk kering digunakan untuk anak-anak di atas usia 4 tahun karena memerlukan teknik pernapasan yang dalam.

Antibiotik.
Anak yang menderita asma juga bisa mengalami infeksi saluran pernapasan atas. Penggunaan antibiotik pada asma diindikasikan pada asma yang disertai infeksi misalnya pneumonia atau ISPA karena bakteri. Tanda-tandanya yaitu sesak napas disertai demam, warna dahak kekuningan atau hijau kental, anak sulit makan atau minum, dan tampak gelisah. Penggunaan antibiotik perlu disesuaikan dengan bakteri penyebab, sesuai dengan pemeriksaan dan anjuran dokter.

Dalam mendampingi anak yang mengidap asma, orang tua perlu melakukan beberapa hal berikut ini:






*minum susu kambing etawa yang terbukti sangat ampuh mengobati asma dan pencegahan penyakit asma.
*Kenali dan catat gejala yang dialami anak-anak. Ketahui juga seberapa buruk gejala asma memengaruhi aktivitas keseharian mereka.
*Mendeteksi seberapa sering serangan asma kambuh.
*Kenali faktor pemicu yang dapat menyebabkan gejala memburuk seperti: hawa dingin, bulu binatang, debu, olahraga, asap
 rokok. Ingatkan anak untuk menjauhi faktor pencetus yang dapat dihindari agar serangan asma dapat tercegah.
*Ketahui apa yang perlu dilakukan ketika serangan asma terjadi, sesuai anjuran dokter.
*Pahami berbagai macam jenis pengobatan asma dan cara kerja masing-masing obat.

Jual Susu Kambing Etawa Melayani Pembelian keseluruh Indonesia Hubungi WA 085799396611

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyakit Asma Pada Anak